0

Berubah Demi Pacar : Kudu/Harus hahahaa

Rabu, 30 Juni 2010




Banyak orang yang rela berubah demi kekasihnya. Entah karena diminta, atau keinginan sendiri. Bagaimana dengan Anda?
Berubah menjadi pribadi yang lebih baik, jelas tak masalah. Malah, Cindy Haynes dalam The Book of Change, justru menyarankannya. Apalagi kalau didasari kesadaran pribadi.
"Berubah atau (tepatnya) kompromi demi kekasih, akan berdampak baik bagi hubungan. Apalagi bila perubahan itu positif dan memberi inspirasi bagi berdua. Tak ada salahnya, koq!" kata Haynes.

Lalu, perubahan seperti apa yang bisa dibilang positif dan memberi inspirasi?
Penampilan, seperti bila Anda dituntut tampil anggun dan seksi, padahal Anda adalah pribadi yang casual. Jangan frustasi, tapi coba temukan sisi baru yang tak pernah Anda rasakan. Kompromikan, sebatas mana Anda bisa merubahnya. Paling tidak, Anda nggak perlu berubah total.
Berat badan. Wajar jika dia konsen pada berat badan. Pasalnya, selain nggak enak dipandang, terlalu kurus atau terlalu 'ndut' itu tanda orang kurang sehat. Jangan tersinggung, tapi pikirkan sisi positifnya, kecuali Anda merasa nyaman dengan bobot tubuh sekarang.

Merubah sifat. Ini yang paling susah, karena sifat itu udah bawaan. Tapi bila dia membawa Anda ke arah yang lebih baik, kenapa tidak? Apalagi jika (kata teman), Anda punya sederet sifat "jelek", seperti pemarah, pendendam, atau pemalas. Oke, kan kalau bisa diubah?
Lebih smart. Maksudnya tentu bukan karena Anda bodoh, tapi dia akan merasa lebih bangga jika Anda bisa 'lebih' pintar. Ini bisa menambah semangat Anda untuk tampil sebagai pribadi yang lebih berkualitas. Sama sekali bukan perubahan yang buruk bukan?
Intinya, sejauh perubahan yang dituntutnya berdampak baik, kita perlu pertimbangkan. Toh, bukan cuma untuk kebaikan hubungan asmara, tapi untuk kita juga! Ehm, kalo cinta semakin lekat, asyik kan...?

Salam
Forum Sinar panglima muda


0

"TOLONG JAGA MATAKU"

Rabu, 23 Juni 2010



Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena dia buta. Dia membenci semua orang, kecuali pria kekasih tercintanya. Dia selalu ada untuknya. Gadis itu mengatakan kalau seandainya dia bisa melihat, maka dia akan menikahi pria kekasihnya itu.

Suatu hari, seseorang mendonasikan sepasang matanya untuknya agar dia bisa melihat segalanya, termasuk kekasihya itu. Kekasih prianya itu bertanya padanya, "karena sekarang kau sudah bisa melihat, apakah sekarang engkau mau menikahiku?". Gadis itu shock dan kaget karena kekasihnya itu ternyata juga buta, dan dia menolak untuk menikahinya.

Pria itu pun pergi dengan berderai air mata, dan beberapa waktu kemudian dia menuliskan surat untuk gadis itu.
"TOLONG JAGA MATA SAYA BAIK-BAIK....."

Beginilah manusia berubah ketika status mereka berubah. Hanya beberapa orang yang mengingat seperti apa hidupnya dahulu, dan siapa yang telah menemaninya pada saat-saat menderita.

#salut untuk sang lelaki.... ia tak menyesali apa yang ia berikan tapi ia hanya ingin apa yang ia berikan untuk dihargai.....#

#Pernahkah dalam hidup anda merasa kesal karena orang lain tidak menghargai
Anda. Barangkali Anda juga sering marah karena orang lain tidak
memperhatikan Anda. Suka atau tidak, kita hidup dengan berinteraksi dengan
orang lain. Lalu, bagaimana cara kita membina hubungan baik dengan orang
lain agar hidup kita menjadi lebih menyenangkan.#

*Yg dia trima belum tentu baik untuk dirinya dan kekasihnya*

Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan jika kita mau menghargai orang
lain: kita bisa saling membantu, saling menguatkan, dan saling menguntungkan
sehingga hidup menjadi lebih menyenangkan karena untuk mendukung kesuksesan
kita kita butuh untuk bisa menghargai orang lain. Selalu sukses untuk
anda... semoga kita bisa memulai kehidupan bermasyarakat dengan baik
berdasarkan sikap saling menghargai

Salam pagi yg indah

dari saya agus ????
0

Apakah Nasib anda bisa Berubah

Sabtu, 19 Juni 2010



Salam

Kita percaya akan nasib baik, dan nasib buruk. Herannya, ketika roda kehidupan berada �dibawah� kita sering berkata �Mau bagaimana lagi? Nasib kita memang seperti ini....� Tetapi, kalau segala sesuatunya sedang indah berbunga-bunga kita tidak pernah mengingat-ingat soal �nasib�. Seolah-olah definisi kita tentang nasib selalu berkaitan dengan hal-hal buruk dalam hidup. Kita sering merasa bahwa semua pencapaian baik diperoleh dari jerih payah diri kita sendiri. Sedangkan keburukan dan kesialan semata-mata adalah nasib dari Tuhan. Terlebih lagi, kita sering mengira bahwa Tuhan terlalu diktator sehingga dia menentukan nasib seseorang tanpa bisa ditawar-tawar lagi. Benarkah demikian?



Ditengah perjalanan saya berhenti untuk beristirahat disebuh Masjid. Kemudian, menuju ke ruang bersuci. Jika anda ingin membuka keran air, anda putar keran berlawanan dengan arah jarum jam, bukan? Dalam ilmu fisika, itu disebut �besaran vektor�, dimana usaha yang kita lakukan menghasilkan suatu gaya yang memiliki arah. Aplikasinya, untuk menutup keran air kita memutarnya searah jarum jam, sedangkan untuk membukanya kita memutar kearah berlawanan.



Saya sudah memutar keran sesuai dengan hukum fisika itu. Tetapi, usaha saya tidak berhasil. Saya pikir kerannya macet sehingga membutuhkan tenaga lebih besar. Namun, sekuat apapun saya memutarnya, keran itu tidak hendak bergerak. Dalam situasi yang nyaris membuat frustrasi itu, secara tidak sengaja saya melakukan putaran kearah sebaliknya. Dan tiba-tiba saja air dalam keran itu meluncur keluar. Ternyata, ada keran air yang untuk membukanya kita tidak memutar kekiri seperti yang diajarkan oleh ilmu fisika, melainkan kearah yang berlawanan. Hebatnya lagi, setelah pengalaman pertama itu, saya menjadi sering menemukan keran air �nyeleneh� seperti itu.



Keran air aneh itu seolah mengingatkan kita bahwa paradigma-paradigma yang selama ini kita yakini benar itu belum tentu benar-benar �benar�. Tanpa disadari, dalam hidup kita juga sering mengira bahwa nasib kita sudah dikunci oleh takdir. Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menerima apa adanya. Terserah kemana nasib membawa diri kita. Makanya, kalau hidup kita kurang beruntung kita boleh menoleh kepada Tuhan. Karena, Dia-lah yang telah menentukan takdir kita. Jadi, Dia-lah juga yang harus bertanggungjawab atas baik atau buruknya nasib kita. Sehingga, tidak heran jika kita sering menyalahkan Tuhan atas kegagalan-kegagalan yang kita derita.



Bayangkan seandainya anda menemukan keran air seperti itu, lalu anda bersikeras untuk membukanya dengan memutar kearah kiri. Sekuat apapun anda, tidak akan bisa membuat keran itu mengalirkan air. Barangkali, hidup kita juga demikian. Bisa jadi setiap kegagalan yang kita alami itu bukan karena nasib semata. Melainkan karena kita terlampu keras kepala untuk melakukan segala sesuatunya dengan cara-cara yang kita anggap benar. Kita memaksakan diri agar orang lain atau lingkungan melakukan segala sesuatunya sesuai keinginan kita. Padahal, bahkan keran air pun memiliki aturannya sendiri. Sehingga supaya airnya keluar, kita harus bersedia mengalah. Dan meletakkan dogma dalam pelajaran ilmu fisika. Lalu, mengikuti aturan keran itu untuk memutarnya kearah yang bertolak belakang dengan nilai-nilai yang selama ini kita anggap benar. Dan ketika kita mengalah; keran terbuka. Lalu air mengalir untuk kita.



Maka pelajaran yang kita dapatkan dari keran air aneh itu berbunyi; �Merdekakan dirimu dari egoisme, dan perasaan benar sendiri. Lalu beranjaklah kealam toleransi dan saling memahami.� Coba kita perhatikan; bukankah sumber segala pertengkaran kita selama ini adalah sikap kita yang keras kepala? Atau nafsu kita untuk memaksakan kehendak kepada orang lain? Atau keangkuhan karena kita merasa kamu salah, dan saya benar? Oleh karena itu, mungkin segala permasalahan hidup yang kita hadapi ini sebenarnya bisa kita atasi dengan cara mengubah diri kita sendiri. Bukan menunggu orang lain yang mengubah diri mereka untuk kita. Karena, seperti keran air itu, ketika kita bersedia mengikuti iramanya; dia bersedia mengalirkan airnya.



Ketika gagal membuka keran aneh itu saya sempat mengira bahwa sudah nasib saya untuk tidak kebagian air. Namun, ketika saya memutar dengan cara yang merontokkan semua paradigma saya tentang �besaran vektor� ilmu fisika itu, saya menemukan bahwa ternyata nasib saya bukanlah �tidak mendapatkan air�. Nasib saya justru adalah; �mendapatkan air�. Perhatikanlah; betapa mudahnya nasib berganti.



Fenomena itu menunjukkan betapa tipisnya dinding pemisah antara �nasib mendapatkan air� dan �nasib tidak mendapatkan air�. Keduanya hanya dipisahkan oleh �usaha� yang didasari oleh rontoknnya paradigma lama kita. Usaha yang kelihatannya mustahil, namun dengan tenaga yang kecil; bisa menunjukkan hasil yang sesuai dengan keinginan kita.



Dalam hidup juga barangkali demikian. Ada sebuah dinding tipis antara �nasib kita untuk gagal�, dengan �nasib kita untuk berhasil�. Memang, selama ini kita sudah bekerja keras. Berusaha semaksimal mungkin untuk meraih �nasib berhasil� itu. Namun, mengapa kita selalu dihadapkan kepada �nasib gagal�? Lantas kita berkata;�Tuhan, sudah aku lakukan semua yang bisa kulakukan. Tapi, mengapa aku masih gagal juga?�



Mungkin memang benar kita sudah berusaha maksimal. Namun, apakah dalam usaha keras itu kita sudah terbebas dari egosentisme dan paradigma-paradigma yang keliru? Bisa jadi hidup kita membutuhkan cara yang bahkan 180 derajat bertolak belakang dengan apa yang kita kira benar itu.



Mungkin, inilah sebenarnya inti pelajaran dari guru ngaji saya tentang mengubah nasib. Beliau bilang Tuhan berfirman: �Sesungguhnya Aku tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga mereka mengubah dengan dirinya sendiri.�



Selama ini saya memahaminya sebagai janji Tuhan untuk membantu kita mengubah nasib, kalau kita bersedia untuk berusaha. Namun, keran air aneh itu mengenalkan saya pada kemungkinan lain bahwa yang dimaksudkan Tuhan mungkin bukanlah sekedar bersedia melakukannya sendiri. Melainkan bersedia �mengubah diri sendiri�. Karena, ketika kita bersedia mengubah diri, maka kita akan mampu menyesuaikan diri. Dan ketika kita mampu menyesuaikan diri, maka kita mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil. Maka, logislah jika Tuhan menginginkan kita untuk mengubah diri sendiri. Setelah itu, barulah Dia berkenan untuk mengubah nasib kita, menjadi lebih baik.

untuk motivasi :
Kadang kala, jalan yang sedang kita lalui, tidak sepenting arah yang kita tuju.
Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya.


Mari Berbagi Semangat!
Anak sebrang

0

RENUNGAN : SEJUTA HARI UNTUK BUNDA

Jumat, 18 Juni 2010



Salam,..

Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Dia bertanya
kepada Tuhan : "Para malaikat disini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah"?

Dan Tuhan menjawab, "Saya telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akan
menjaga dan mengasihimu. "

"Tapi disini, di dalam surga, apa yang pernah saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia."

"Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Dan kamu
akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih berbahagia."

"Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku jika
saya tidak mengerti bahasa mereka ?"

"Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang
pernah kamu dengar; dan dengan penuh kesabaran dan perhatian, dia akan
mengajarkan bagaimana cara kamu berbicara."

"Dan apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu ?"

"Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa."

"Saya mendengar bahwa di Bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya ?"

"Malaikatmu akan melindungimu, walaupun hal tersebut mungkin dapat
mengancam jiwanya."

"Tapi, saya pasti akan merasa sedih karena tidak melihatMu lagi."

"Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang Saya, dan akan
mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaKu, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada di sisimu."

Saat itu Surga begitu tenangnya sehingga suara dari Bumi dapat terdengar,
dan sang anak bertanya perlahan, "Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Kamu memberitahuku nama malaikat tersebut ?

"Kamu akan memanggil malaikatmu, Ibu."

Salam

Agus P , Facebook : agusyaskum@asia.com

0

Renungan :Dia Tidak Berarti Untukmu tetapi Spesial bagi diriku




Seorang manusia , terlahir ke dunia dengan atau tanpa persetujuan darinya tetaplah harus bertahan hidup , walaupun dengan segala upaya yang harus dilakukan , karena telah terlahir berarti ada dan tidak mati. walau pada kenyataannya banyak juga manusia itu hidup dengan perasaan yang mati , atau hati yang mati.



Seseorang itu tiada yang berkeinginan terlahir dengan berbagai kekurangan , baik itu pisik ataupun dari segi materi. Namun mereka tetap saja harus hidup dan bertahan untuk hidup , hidup dengan berbagai tekanan , berbagai gejolak kemarahan didalam hati , dan rasa kecewa terhadap semua yang Ia temui , walaupun semua yang Ia lakukan adalah sebuah cerminan pendidikan yang Ia terima dari keluarga , lingkungan dimana ia dibesarkan . Karena manusia itu dapat menilai sesuatu dengan cara pandang yang berbeda beda.

Setiap manusia juga memiliki kesadaran toleransi terhadap sesama dengan kadar yang berbeda .
Terkadang manusia itu memandang kelemahan orang lain sebagai kelebihan pada dirinya dan membuat Ia menjadi sombong dan merendahkan orang lain.

Hal seperti itu sebenarnya tidak perlu terjadi sekiranya kita berpikir , bertoleransi , dan belajar mengagumi kekurangan orang lain . Sebagai contoh seorang yang cacat pada pisiknya namun masih dapat melakukan hal yang sama dengan orang yang sama sekali tidak cacat.

Mencoba untuk berpikir mengapa orang yang cacat mampu melakukan itu ? dan mengapa Ia lebih cermat , lebih memiliki semangat dalam membenahi hidupnya ? mengapa Ia lebih banyak berterima kasih baik itu kepada sesama ataupun kepada TUHAN ?

Tujuan saya menulis ini untuk menyemangati diri saya dan mengingat kembali sahabat terkasih yang telah kembal kesisi -NYA . Mengingat kembali semangatnya yang telah mempengaruhi hidup saya sampai sekarang , Ia telah mendukung semua yang ingin saya lakukan , yang tidak dilakukan oleh keluarga saya , semangatnya dimasa hidup dalam berjuang dengan maut , berjuang melawan penghinaan dari lingkungan mengubah saya menjadi sadar bahwa hidup itu penuh warna .

Sahabatku , aku merindukan keberadaanmu saat aku tengah bimbang dengan langkahku.

Salam Persahabatan
agusyaskum@asia.com
0

Saat sifat buruk di tinggalkan , Sifat baik bermekaran

Rabu, 16 Juni 2010




Hore,

Hari Baru!

Teman-teman.

Anda pernah bertemu dengan orang yang sering bersikap negatif? Cara berpikirnya negatif. Cara bicaranya negatif. Cara menyampaikan pendapatnya negatif. Caranya memandang seisi dunia pun negatif. Sebaliknya, anda juga pasti pernah bertemu dengan orang yang sering bersikap positif. Segala sesuatu yang keluar dari mulutnya positif. Tulisan-tulisannya positif. Perilakunya positif. Dan caranya memandang seisi dunia juga positif. Pertanyaannya adalah; apakah perbedaan sikap kedua orang ini disebabkan oleh �perbedaan gen� dalam dirinya, atau perbedaan pilihan hidup yang diambilnya?

Jika berkunjung ke lapangan olah raga komplek kami, anda akan melihat pohon mangga yang tinggi dan besar. Dari kejauhan daunnya terlihat hijau rindang, disertai ranting-ranting bersilangan. Namun, kalau melihatnya dari dekat; anda akan tahu bahwa daun-daun hijau nan subur itu bukanlah daun mangga. Melainkan daun benalu yang tebal dan menjalar. Tidaklah mengherankan jika pohon mangga itu enggan berbuah. Kira-kira sebulan yang lalu, kami memotong sebagian pohon mangga itu. Terutama dicabang-cabangnya yang ditumbuhi para benalu. Tidak disangka, ternyata sedemikian banyaknya benalu itu sehingga sebuah mobil bak terbuka harus bolak-balik mengangkut sampahnya.



Hari minggu kemarin, saya berkumpul bersama beberapa warga lain dilapangan itu. Dan tanpa sengaja, kami melihat pohon mangga itu. Kami semua terkagum-kagum dengan pemadangan itu. Kenapa? Karena, sekarang pohon mangga itu dipenuhi oleh pucuk-pucuk daun muda yang besar-besar dan subur-subur. Sekarang, saya menjadi lebih faham; mengapa para bijak bestari sering menasihatkan kita untuk menghilangkan sifat-sifat buruk yang kita miliki. Sebab seperti benalu itu; sifat buruk menyebabkan sifat-sifat baik didalam diri kita enggan muncul ke permukan.



Memang, ada orang yang percaya bahwa sifat baik dan buruk seseorang itu sudah tercetak dalam kode-kode genetiknya. Sehingga, ada ilmuwan yang menduga bahwa orang-orang tertentu dilahirkan dengan bakat menjadi penjahat. Tapi, tidak pernah ada kesepakatan tentang kebenaran dugaan ini. Tuhan tidak adil jika menciptakan orang-orang tertentu dengan gen untuk menjadi manusia picik, berpikiran sempit, dan senang berprasangka buruk. Padahal, Dia menciptakan orang lainnya dengan gen untuk menjadi manusia yang baik, berperangai terpuji, serta sopan dan santun kepada lingkungannya.



Guru ngaji saya sewaktu disurau dulu menjelaskan kalau Tuhan berfirman bahwa; �Pada saat meniupkan ruh kehidupan kepada janin manusia, Dia memasukkan kecenderungan sifat manusia kepada kebaikan, dan keburukan.� Oleh karenanya kelak ketika dewasa, seorang manusia memiliki kendali penuh atas dirinya sendiri. Apakah dia memilih menjadi manusia yang berperangai baik, atau buruk.



Sayang sekali jika memilih untuk membiarkan sifat-sifat buruk tumbuh subur didalam diri kita. Sebab, saat kita memilih untuk menjadi buruk; sifat-sifat baik kita terkunci rapat. Misalnya, ketika kita memilih untuk memaki orang lain, maka sifat toleran kita tidak kelihatan. Saat kita malas, maka sifat rajin kita hilang. Saat kita membenci orang lain, maka sifat penyayang kita terkekang. Sebaliknya, ketika kita memilih untuk teguh hati, maka sifat cengeng langsung hengkang. Saat kita menghormati hak orang lain untuk berpendapat, maka sifat sok benar sendiri kita tidak mendapat tempat. Dan, saat kita memilih untuk berakhlak mulia, maka perilaku-perilaku tak terpuji kita pergi.



Apa peduli elu? Hidup, hidup gua. Mulut, mulut gua. Terserah mau gua pake apa! Ada orang yang berprinsip begitu? Banyak. Kita pun kadang-kadang demikian. Namun, kita lupa bahwa manfaat bersikap baik itu bukan untuk orang lain. Melainkan bagi diri kita sendiri. Sebab, jika kita berperilaku baik kepada orang lain, kemudian orang lain merespon dengan hal-hal yang baik pada kita; maka yang untung adalah kita. Sebaliknya, jika kita bersikap buruk kepada orang lain, lalu orang lain membenci kita, menjauhi kita, dan mengucilkan kita; maka kita akan kehilangan banyak kesempatan.



Oleh karena itu, sudah saatnya untuk menyadari bahwa berperilaku buruk itu sama sekali tidak memberi manfaat apapun kepada diri sendiri. Apakah dalam konteks hubungan sosial antar manusia, ataupun dalam konteks pekerjaan. Karena, jika kita membawa sifat-sifat buruk itu ke tempat kerja, misalnya; maka percayalah, kita tidak akan disukai teman. Tidak disayangi atasan. Tidak dihormati pelanggan. Sehingga pasti kita akan menjadi pegawai yang gagal. Sebaliknya, ada hadiah istimewa bagi mereka yang membawa perangai baiknya ke tempat kerja. Sebab, dengan sifat-sifatnya yang baik itu; dia akan selalu mendapatkan tempat terhormat, dimanapun dia berada.



Dibeberapa cabang pohon mangga itu sekarang bermunculan bunga-bunga bakal buah. Padahal, ini bukan musim mangga berbuah, loh. Semoga saja, hidup kita juga demikian. Ketika semua sifat buruk dari dalam diri kita dibuang; maka segala sesuatu yang kita lakukan akan membuahkan hasil. Bahkan, dalam bentuk dan jumlah yang tidak pernah kita bayangkan.



Pantaslah kalau Tuhan kemudian berfirman:�Janganlah Engkau mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan�. Karena ternyata benar bahwa keburukan-keburukan sifat kita bisa menyingkirkan sifat baik. Sebaliknya, sifat baik kita bisa mengusir sifat buruk. Jadi, bagaimana caranya menjadi orang baik? Gampang; tanggalkan semua sifat buruk dari dalam diri kita. Karena, ketika benalu yang menempel di batang pohon mangga itu kita buang; dia menemukan kembali kegairahan hidupnya. Kemudian pucuk-pucuk daun yang indah bermunculan. Dan bunga-bunganya, bermekaran.

0

Setelah listrik naik,.Gas pun menyusul,....hanya satu yang turun ....SBY TURUN !!!!




Hari ini, empat komisi di Dewan Perwakilan Rakyat menggelar Rapat Kerja Gabungan dengan Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, BP Migas, BPH Migas, Pertamina, Perusahaan Gas Nasional, dan Perusahaan Listrik Negara. Rapat yang dijadwalkan pukul 09.00, Rabu 16 Juni 2010, ini membahas masalah pasokan gas.

Kemarin, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh menyatakan pemerintah tidak menaikkan tarif dasar listrik rumah tangga dengan kapasitas 450-900 volt ampere (VA).


"Pemerintah mengambil opsi pertama dari dua opsi yang diusulkan, di mana pelanggan 450-900 VA tidak mengalami kenaikan, namun akan dilakukan audit efisiensi kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara)," ujar Darwin.

Audit efisiensi itu, dia melanjutkan, mencakup biaya energi PLN serta efisiensi biaya pokok penyediaan (BPP). Upaya itu menanggapi permintaan anggota Komisi VII DPR dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ismayatun. "Kami meragukan laporan keuangan PLN," kata Ismayatun.

Darwin menuturkan, pada 2014, rasio elektrifikasi nasional ditargetkan mencapai 80 persen dari saat ini yang baru 66 persen. Sementara itu, pertumbuhan keluarga per tahunnya mencapai 1,6-2 juta jiwa per tahun.

Pada raker tersebut, DPR menyetujui kenaikan TDL bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 1.300-5.500 VA sebesar 18 persen, pelanggan sosial 1.300 sampai di atas 200.000 VA (10 persen), pelanggan bisnis 1.300-5.500 VA (16 persen), dan bisnis di atas 200 kVA (12 persen).

Sedangkan pelanggan industri dengan daya 1.300-2.200 VA disetujui naik enam persen, industri antara 2.200-200.000 VA (sembilan persen), industri di atas 200.000 VA (15 persen), pelanggan pemerintah antara 1.300-5.500 VA (15 persen), dan pemerintah di atas 200.000 VA (18 persen).

DPR juga menyetujui tarif traksi untuk kereta listrik di atas 200.000 VA naik sembilan persen, curah untuk apartemen di atas 200.000 VA (15 persen), dan multiguna untuk pesta (20 persen).

Sementara itu, untuk pelanggan dengan daya 6.600 VA ke atas bagi golongan rumah tangga dan 6.600-200.000 VA bagi golongan bisnis dan pemerintah tidak terkena kenaikan TDL karena sudah dibebani batas hemat 30 persen.

Sesuai simulasi yang disampaikan pemerintah, pelanggan rumah tangga 1.300 VA yang sebelumnya memakai listrik rata-rata Rp134.000 per bulan akan naik Rp24.000 per bulan dan pelanggan 2.200 VA naik Rp43.000 menjadi Rp240.000 per bulan.

Namun, dua fraksi yaitu PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak kenaikan TDL tersebut. Alasan PKS menolak adalah karena adanya minderheids nota (nota keberatan) pada Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2010.
0

CALON WAKIL BUPATI TAK HAPAL PANCASILA,...APA KATA DUNIAA ????




Debat kandidat calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) hari terakhir lebih menarik dan berlangsung alot dibanding dua hari sebelumnya. Acara tersebut juga diwarnai kejadian menarik saat berlangsung debat cawabup.

Saat sesi tanya jawab, enam cawabup tidak bisa menghafal Pancasila. Kejadian tersebut sontak menjadi bahan tertawaan penonton yang rata-rata pendukung setiap kandidat.

Kejadian bermula saat giliran kandidat nomor urut empat, A Hendra meminta semua kandidat menghafal Pancasila. Cawabup nomor urut lima, Basrah Gising yang mendapat kesempatan pertama tidak bisa menghafal sempurna setiap sila pancasila. Bahkan ada kandidat yang menghafal pancasila namun terbolak balik.

Di antara tujuh cawabup, yang menghafal secara lancar Pancasila hanya Supriansa. Supriansa juga terlihat lebih menguasai setiap pertanyaan dan jawaban dari kandidat lain.

Kejadian lucu kembali terjadi ketika giliran Basrah memberikan pertanyaan pada kandidat lain. Secara khusus, Basrah meminta penanya sebelumnya, A Hendra untuk juga menghafal pancasila. Ternyata, Hendra juga tidak bisa menghafal secara sempurna setiap sila Pancasila. Hal tersebut kembali menjadi bahan tertawaan penonton.

Untungnya moderator dr Muhammad Akbar kembali mencairkan suasana. Akbar sendiri mengangkat tema pembangunan pendidikan dan kesehatan.

"Sebagai warga negara kejadian tersebut adalah tamparan keras dan memalukan. Bagaimana bisa memilih calon pemimpin yang di sisi lain tidak memahami dasar negaranya," keluh Haeruddin Tahang, salah satu penonton.

Debat sesi pertama antara cabup juga berlangsung alot. Setiap pasangan diberikan kesempatan menyampaikan visi misinya secara singkat. Selanjutnya dilanjutkan tanya jawab. Setiap peserta diberikan kesempatan menjawab maupun memberikan pertanyaan ke kandidat lainya.

Debat cabup dipandu Dr Hasrullah, MA. Topik debat soal Demokrasi dan Otoda Berbasis Jati Diri Bangsa. Debat itu diikuti tujuh pasangan yakni Soetomo-Aris Muhammadia, HA Kaswadi Razak-A Rizal Mappatunru, A Taufan M-Sukman, Samsu Niang-A Hendra, HA Herdi-Basrah G, Andi Sarimin-KM Sulaeman dan HA Sulham-Supriansa.

Debat kemarin juga sempat diwarnai incident. Di mana sejumlah anggota Panwascam tidak diperbolehkan masuk ke ruangan debat. Mereka tidak diizinkan petugas keamanan masuk sebab tidak memakai ID Card.

Kejadian tersebut menimbulkan protes dari kalangan panwas. Anggota panwas menggelar aksi damai menyikapi kejadian tersebut.