0

Sejarah Dalam Twitter Tentang @ | RT | Hastags

Minggu, 22 Juli 2012
Share this Article on :

Sejarah Dalam Twitter Tentang @ | RT | Hastags - (ITEK - Web Tedchnology) Twitter merupakan salah satu jejaring sosial paling populer saat ini. Padahal postingan dari setiap kicauan yang dihasilkan cuma dibatasi hingga situs 140 karakter.

Namun nyatanya, 'keterbatasan' itu yang membuat Twitter menarik dibandingkan media sosial lain. Kini, Twitter sudah memasuki hari jadinya yang ke-6.


Ya, 21 Maret 2006, salah satu pendiri Twitter Jack Dorsey pertama kali memposting kicauan pada layanan tersebut. Saat itu, ia masih disebut Twttr. Nah, baru pada 15 Juli 2006, Twitter secara resmi diluncurkan ke publik.



Aturan main Twitter sebenarnya sederhana. Pengguna tinggal memposting status atau kicauan mereka maksimal 140 karakter kepada 'dunia' alias para follower mereka.

Tak dinyana, lewat konsep yang simpel tersebut, Twitter mampu menantang eksistensi Facebook sebagai jejaring sosial terbesar di dunia.

Kini, kepak sayap si burung biru terus berlanjut. Data terakhir menyebutkan, Twitter telah memiliki sekitar 140 juta pengguna aktif dengan 400 juta tweet (kicauan) setiap hari.

Layanan ini terus berkembang. Hingga akhirnya menciptakan simbol-simbol yang sangat ikonik. Seperti '@', 'RT', & 'Hastags', berikut kisahnya seperti dilansir abcnews.



Mentions/@replies
mention


Ternyata, ketika pertama kali dibuat, para pendiri Twitter tidak pernah berpikir bahwa situs mikroblogging ini dapat jadi media interaksi secara langsung antar spesifik user. Belakangan hal ini disimbolkan dengan ikon '@', untuk mengetahui tweet tersebut ditujukan kepada siapa.

Padahal hingga kini masih ada perdebatan soal siapa pencetus penggunaan '@' sebagai tanda untuk me-reply sebuah kicauan tersebut.

Ada yang menyebut seseorang bernama Robert Andersen sebagai 'bapak @reply'. Pasalnya ia diketahui mulai menggunakan simbol tersebut pada 2 November 2006. Hingga akhirnya begitu populer sampai saat ini.
#Hastags
hashtags


Hastags juga dilaporkan bukan murni hasil kreativitas Twitter. Ide dari penggunaan simbol ini dicetuskan oleh Chris Messina pada Agustus 2007. Sosok tersebut sekarang bekerja sebagai user experience designer di Google+.

Penggunaan #Hastags oleh Messina awal mulanya pun bisa dibilang tak disengaja. Kala itu, ia ingin membuat suatu kategori dari kicauannya, dan dipakailah simbol '#' di setiap tweet yang diposting. Ternyata cara ini dengan cepat diikuti banyak tweeps, sampai sekarang.

Twitter tentu sangat terbantu dengan ide ini. Setelah itu, Twitter mulai mengimplementasikan hashtag system dan Trending Topics di situsnya.
Retweet
retweet


Retweet juga menjadi bagian krusial dalam mengatrol popularitas Twitter saat ini. Padahal disebutkan aktivitas Retweet dulu tak terlalu populer. Hingga pada Maret 2008 aktivitas re-sharing mulai digandrungi di Twitter.

Saat itu, user mulai menempatkan embel-embel simbol RT (Retweet) di depan kicauan pengguna lainnya. Tentunya tweet yang di-RT adalah yang dianggap menarik sehingga layak untuk disebarkan ke pengguna Twitter lainnya.

Soal siapa yang pertama melakukan aktivitas Retweet juga masih dalam perdebatan. Namun yang pasti pada Agustus 2009, Twitter mulai membenamkan tombol 'Retweet' di situsnya.
#followfriday
#follow friday


Berbicara soal hastags, salah satu yang populer adalah #followfriday. Dimana setiap hari Jumat, warga Twitter merekomendasikan user yang patut di-follow. Ketika me-mention-nya jangan lupa memberi embel-embel hastags #followfriday.

Seperti @replies dan #hastags, ide kehadiran #followfriday juga bukan dicetuskan Twitter, melainkan oleh para tweeps.

Seseorang bernama Micah Baldwin disebutkan mulai menggunakan #followfriday karena ingin mencari pengguna Twitter yang layak di-follow dan membangun tradisi ini setiap minggu.


(so/LW/ITEK/dtc)(sumber:http://infotekno.co.id/news/Web%20Technology/2012/07/17/sejarah_mengenai_rt_hastags)


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar