0

Serangan Tomcat Bukan Wabah Nasional

Sabtu, 24 Maret 2012
Share this Article on :
foto
Seorang guru menjelaskan serangga jenis kumbang "TomCat" pada sejumlah siswa, oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya, di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, (22/3). FOTO ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/12.

akarta -- Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat menyatakan penyakit yang disebabkan oleh racun kumbang tomcat (Paederus riparius) bukan wabah penyakit nasional. Penyebaran kumbang ini dinilai masih bersifat regional dan sementara.

"Kami bisa mengatasinya agar tidak menyebar," kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dalam acara �Panggung Rakyat� di Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu 25 Maret 2012.

Menurut Agung, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Kementerian
Pertanian telah mengambil langkah-langkah penanggulangan. "Masyarakat tidak perlu panik," ujarnya.

Pekan lalu, sejumlah penghuni sebuah apartemen di Surabaya diserang penyakit kulit. Serangan penyakit itu muncul bersamaan dengan kehadiran kumbang yang mereka sebut tomcat. Predator hama padi ini pun menjadi momok. Apalagi, beberapa hari belakangan, kumbang itu juga ditemukan di daerah-daerah lain.

Kementerian Kesehatan membenarkan adanya hubungan antara tomcat dan penyakit kulit. Jika merasa terancam, serangga itu akan mengeluarkan racun paederin. Racun inilah yang membuat kulit gatal-gatal. Agung mengatakan, mereka yang terserang racun tomcat diminta segera berobat ke rumah sakit. "Silakan ke rumah sakit. Gratis," katanya.

Di Tangerang Selatan, kemarin, sudah ditemukan indikasi serangan tomcat. Seorang bayi berusia tujuh bulan mengalami penyakit kulit. �Orang tua bayi melihat tomcat sebelum bayinya sakit,� kata Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, Dadang. �Setelah dibawa ke puskesmas, kondisi bayi membaik.�

Dadang menegaskan, tomcat sebenarnya bukan serangga berbahaya. Racunnya tidak mematikan. Serangga ini bahkan sangat membantu petani karena memakan hewan-hewan hama padi. Namun, untuk mengantisipasi dampak negatif terhadap manusia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menyiagakan 21 puskesmas. �Petugas dan obat-obatan sudah kami siagakan,� katanya. 


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar